PENELITI MUDA SELAMATKAN LINGKUNGAN
Penulis
layouter
desainer_cover
penerbit
alamat_penerbit
tebal_buku
edisi
tahun_terbit
Judul buku : Tiga Riset Ramah Lingkungan
Peneliti : I Gusti Ngurah Bagus Picessa Kresna Mandala, Ni Made Nami Krisnayanti, Made Raras Maharani
Penerbit : Madyapadma Journalistic Park SMAN 3 Denpasar
Tahun terbit : Desember 2020
Cetakan : Ke-1
Jumlah halaman : 41 halaman
Siapa sangka inovasi peneliti muda SMAN 3 Denpasar ini dapat mengurangi masalah pencemaran bagi bumi kita? Bermodalkan bahan-bahan alam dan limbah sisa, para peneliti hebat ini dapat menghasilkan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi lingkungan. Inovasi mereka dapat kita jumpai melalui buku "Tiga Riset Ramah Lingkungan" yang diluncurkan baru-baru ini, Desember 2020. Buku ini berisikan 3 hasil penelitian mereka yang dikemas ke dalam 41 halaman.
Dewasa ini, masalah lingkungan seperti pencemaran air kian meningkat, dan logam adalah salah satu zat pencemarnya. Sebagai generasi muda, kita dapat menuangkan ivonasi kita untuk mencari solusi kedepannya terhadap pencemaran tersebut, seperti yang dilakukan oleh sejumlah peneliti muda asal SMAN 3 Denpasar ini. Mereka melakukan penelitian terhadap Ulat Hongkong sebagai sumber alami kitosan untuk mengurangi kadar logam pada air, yang tertuang dalam buku "Tiga Riset Ramah Lingkungan" pada salah satu judul penelitiannya yaitu "Efektivitas Kitosan dari Kulit Ulat Hongkong (Tenobrio molitor L.) Sebagai Adsorben Logam". Tujuan dari penelitian ini dapat dikenali melalui judulnya, yaitu untuk mengetahui potensi dan efektivitas kitosan dari kulit Ulat Hongkong sebagai adsorben logam. Adsorben itu sendiri merupakan zat padat yang dapat menyerap komponen tertentu dari suatu fase fluida. Setelah melakukan penelitian selama 3 bulan menggunakan metode eksperimen dengan design Rancangan Acak Lengkap (RAL), didapat hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kulit Ulat Hongkong berpotensi sebagai sumber alami kitosan yang dapat digunakan sebagai adsorben. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil pengujian kitosan yang sudah memenuhi nilai standar internasional.
Selain masalah pencemaran air, buku "Tiga Riset Ramah Lingkungan" ini juga membahas tentang solusi untuk mengurangi limbah gelas plastik, ampas kopi, serta ampas tebu yang belum terolah secara maksimal dari banyaknya usaha kopi yang berkembang saat ini. Penelitian tersebut terdapat pada judul "Gelas Dalang Antijamur: Pemanfaatan Limbah Ampas Kopi (Coffea), Ampas Tebu (Saccharum officinarum L.), Kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantiifolia), dan Bubuk Rumput Laut (Eucheuma) Sebagai Gelas Daur Ulang Ramah Lingkungan dan Bersifat Antijamur”. Keadaan tersebut membuat peneliti tertarik untuk menuangkan inovasinya demi 'menyelamatkan' lingkungan, yaitu dengan membuat gelas daur ulang ramah lingkungan yang bersifat antijamur. Selain mengatasi masalah limbah plastik, penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan nilai guna dari limbah ampas kopi dan ampas tebu. Masih seputar limbah ampas tebu, penilitian berjudul "Coneboard: Papan Biokomposit dari Limbah Ampas Tebu (Saccharum officinarum L.) dan Abu Kulit Kakao (Theobroma cacao L.) Sebagai Plafon Ramah Lingkungan" ini mengombinasikan ampas tebu dengan abu kulit kakao. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa kelemahan plafon serta plafon termasuk kategori bahan yang sangat berbahaya. Sehingga peneliti membuat alternatif yang ramah lingkungan, yaitu papan biokomposit.
Momentum diluncurkannya buku ini sangat tepat, melihat bahwa kini pencemaran kian meningkat dan merebaknya usaha kopi namun yang peduli dengan lingkungan masih dapat dihitung jari. Tak hanya isinya yang menarik, sampul buku ini pun juga menarik. Judul berwarna gelap dengan latar yang cerah, serta 3 siluet manusia di tengahnya yang merepresentasikan 3 peneliti buku ini menciptakan keseimbangan artistik yang memanjakan mata. Isi buku ini sangat mengedukasi dan membuka cakrawala berpikir kita bahwa bahan alam dan limbah sisa dapat menjadi penyelamat lingkungan bila diolah secara maksimal. Jika dilihat lebih teliti, terdapat kesalahan pengetikan pada bagian judul penelitian ketiga di daftar isi, yang mana seharusnya kata depan diawali dengan huruf kecil meski terletak pada judul. Karena buku ini berisi riset/penelitian, tentu bahasa yang digunakan adalah bahasa ilmiah yang sulit dimengerti oleh orang awam. Namun bagi seseorang yang menyukai bahasan-bahasan ilmiah, buku ini dapat menjadi pilihan yang tepat untuk dibaca. (I G. A. A. Citra Perama D.)